Rabu, 15 Februari 2012

Cara Cepat Menghitung Berat Besi Tanpa Tabel

Berbicara tentang struktur, khususnya struktur beton bertulang, menghitung kebutuhan besi adalah hal pokok yang tidak bisa dihindari, dan lebih-lebih jika hal tersebut dihubungkan dengan RAB ( rencana anggaran biaya ) maka hal tersebut menjadi sangat penting.
Dalam menghitung berat besi, kadangkala konversi perhitungannya lebih mengarah ke parameter berat (kg) daripada ke parameter jumlah batang (misal : lonjoran), kalau tidak percaya anda boleh jalan-jalan ketoko besi (khususnya yang menjual besi tulangan dan plat)  kemudian tanyakan ke penjualnya, untuk beli besi tersebut hitungan harganya berdasarkan jumlah besi yang anda beli ataukah berdasarkan berat dari besi secara keseluruhan yang anda beli ? ( atau kalau dalam istilah tukangnya “lonjoran, bijian ataukah kiloan ???”)
Perumusan praktis untuk menghitung berat besi  
Secara umum perumusan untuk menghitung berat besi adalah :
Vb x Bjb  = ….. Kg
dimana : Vb  =  Volume besi (m3)
              Bjb =  Berat jenis besi = 7850 (kg/m3)
Contoh :
1.  Pelat besi dengan ukuran (1m x 1m) dengan tebal pelat 1 mm, hitung beratnya ?
berat besi =  (1  x 1  x 0.001) m3   x   7850 kg/m3   =  7.85 kg
(Cat : 1 mm = 0.001 m)   
2.  Base plate dengan ukuran (25 cm x 30cm) dengan tebal plat 12 mm, hitung beratnya ?
berat base plate = (0.25 x 0.30 x 0.012) m3   x   7850 kg/m3 = 7.065 kg
Sampai disini cukup mudah dipahami kan?…..nah sekarang bagaimana perumusannya untuk menghitung berat dari besi tulangan untuk beton?.
Jawabannya :
Caranya sama tidak ada yang beda, intinya adalah volume dikalikan dengan berat jenis besi.
Contoh :
1.  Hitung berat besi tulangan diameter 16 dengan panjang 12 meter ?
luas penampang Ø16 = 1/4 (π) d2 = 1/4(3.14)(0.016)2 = 0.00020096 m2
volume Ø16  =  luas penampang x panjang batang = 0.00020096 m2 x  12 m  =  0.002411 m3   
berat besi Ø16 =  Volume x 7850 kg/m3  =  0.002411 m3   x 7850 kg/m3   = 18.93 kg
cukup mudah kan ?, dari cara yang saya uraikan diatas, ada lagi cara yang lebih cepat untuk menghitung berat dari besi tulangan tersebut, yaitu dengan menggunakan perumusan :
Berat besi tulangan  =  0.006165  x  d2  x   L    …(Kg)
dimana : d  =  diameter tulangan            (mm)
              L  =  panjang batang tulangan  (m)
Contoh :
2. Hitung berat besi dari contoh soal no 1, dengan perumusan diatas ?
berat besi Ø16 = 0.006165  x  162  x  12  = 18.93 kg
sama kan hasilnya,..silahkan anda menghitung sendiri dengan mencoba-coba ukuran besi tulangan yang lain, dan saya pastikan bahwasanya dua cara diatas akan menghasilkan hasil yang sama,…buktikan sendiri brow, insya Allah pasti sama.
Nah… sekarang yang menjadi pertanyaan adalah “darimana asal angka 0.006165 dari perumusan diatas?”.
berikut adalah penjabarannya :
Seperti yang sudah saya uraikan diatas, rumus mencari berat besi adalah : Vb  x  Bjb
dimana Vb = Volume besi dan Bjb = Berat jenis besi = 7850 kg/m3 
Jadi berat besi tulangan (penampang bulat) :
= Vb  x  7850 kg/m3  
= ( 1/4 x π x d2  x  L )  x  7850 kg/m3 
= 1/4  x  3.1415  x  d2   x   L  x  7850  kg/m3 
karena d = diameter tulangan disebutkan dalam satuan milimeter (mm), maka kita konversi dulu ke meter (m), 
d2  = (d x d)…………………….……mm2 
dikonversi ke meter ( 1mm = 0.001 m )   
     = ( 0.001d x 0.001d )
     = ( 1x 10-6 ) d2 …………………m2
Sehingga,
= 1/4  x  3.1415  x  ( 1x 10-6 ) d2  x   L x  7850 
= 0.006165 d2  x   L
Jadi perumusan untuk menghitung berat besi adalah = 0.006165 d2  x   L
Nb :
Sekedar sebagai perbandingan, berikut saya lampirkan tabel berat besi, silahkan anda mencoba-coba sendiri dengan membuktikan perumusan diatas untuk menghitung berat dari besi tulangan dan bandingkan hasilnya dengan tabel berat besi berikut ini :

warna kuning = menyatakan panjang batang tulangan
warna hijau = menyatakan diameter tulangan
Contoh penggunaan tabel :
1. berat besi dari tulangan dengan diameter 12 dengan panjang 11 meter  = 9.77 kg
Cek menggunakan rumus berat besi :
berat besi Ø12 = 0.006165  x  122  x  11  = 9.77 kg …..( sama)

Selasa, 14 Februari 2012

Kolom Struktur

Kolom pada bangunan rumah tinggal ada dua macam
a. Kolom Utama
b. Kolom Praktis

a. Kolom Utama.

Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya.
Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).












b. Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut).
Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.


Fondasi Foot Plat

Fondasi Telapak/Foot Plat. Fondasi Telapak (foot plat) Biasanya dipakai pada bangunan lantai 2 keatas, akan tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan pada bangunan rumah lantai 1 (melihat kondisi tanah), akan tetapi sangat jarang sekali digunakan. Tetapi pada tulisan ini saya membahas mengenai Fondasi untuk bangunan lantai dua yang sering digunakan . Pada bangunan rumah tinggal lantai 2, fondasi yang digunakan adalah kombinasi antara Fondasi Staal (batu kali menerus) dengan fondasi Plat seperti Denah Fondasi pada gambar 4.1.03. letak fondasi plat yaitu pada kolom-kolom utama. Bahan yang digunakan adalah Besi beton diameter (d) 10 mm dengan campuran untuk beton adalah : 1 semen : 2 Pasir : 3 Split (krikil) atau 1 Semen : 1,5 Pasir : 2,5 split. Untuk pasir gunakan yang tidak mengandung tanah dan split pakai ukuran ½ ( satu dua), agar hasil dari pengecoran beton tersebut baik, sedangkan alasan penggunaan split ½ ,agar beton yang dihasilkan tidak keropos. 

Minggu, 12 Februari 2012

Teknik Sipil

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.

Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mempunyai peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa mengubah sebuah hutan menjadi kota besar.